Seselan dalam bahasa jawa
Seselan (sisipan atau infiks) adalah imbuhan yang terletak ditengah-tengah kata. Seselan dalamm bahasa jawa itu ada empat, yaitu : -um-, -in-, -el-,dan -es-. Semua jenis seselan akan diuraikan sebagai berikut :
(1.) Seselan -um-
(a.) Seselan -um- juga disebut ‘’bawa ma’’ karena apabila -um- disisipkan pada kata dasar yang diawali oleh huruf vocal maka seselan - um- berubah jadi m- dan didepan kata.
Contoh : Atur + (-um-) umatur matur (bicara)
Udhun + (-um-) umudhun mudhun (turun)
Esem + (-um-) umesem mesem (tersenyum)
Jika ada kata dan terdapat huruf m diawal kata, maka belum tentu itu adalah Ater-Ater Anuswara, karena bisa jadi itu adalah seselan -um-.Seselan -um- bisa membentuk ‘’tembung kriya tanpa lesan” atau verbal interansitif. Sedangkan ater-ater a bis amembentuk “tembung kriya mawa lesan” atau verbal transitif.
(b.) Kata dasar yang berawal dari huruf p- dan b- jika mendapat seselan -um- akan berubah menjadi k- dan g-.
Contoh : Pinter + (-um-) puminter kuminter (sok pintar)
Bagus + (-um-) bumagus gumagus (sok tampan)
Perlu diperhatikan bahwasannya seselan -um- terkadang berubah menjadi -em-.
Contoh : Kuminter keminter (sok pintar)
Gumagus gemagus (sok tampan)
Seselan -um- selain membentuk tembung kriya tanduk tanpa lesan juga bisa membentuk tembung sifat atau keadaan
Contoh 1 : dunung + (-um-) dumunung (terletak)
Tindak + (-um-) tumindak (melakukan sesuatu)
Kata tersebut termasuk tembung kriya tanduk tanpa lesan.
Contoh 2 : pinter + (-um-) puminter kuminter (sok pintar)
Bagus + (-um-) bumagus gumagus (sok tampan)
Kata tersebut termasuk sifat atau keadaan.
(2.) Seselan -in-
Seselan -in- jika disisipkan pada kata dasar yag berawal dari huru vocal maka berubah jadi ing- dan terletak didepan kata. Namun jika seselan -in- disisipkan pada kata yang berawal dari huruf konsonan, maka seselan -in- tetap dan tidak berubah sedikitpun.
Contoh 1 : antem + (-in-) inantem ingantem (dilempar)
Idak + (-in-) inidak ingidak (diinjak)
Contoh 2 : tulis + (-in-) tinulis (ditulis)
Sawang + (-in-) sinawang (dipandang)
Hampir sama dengan seselan -um- , seselan -in- jika disisipkan dengan kata dasar berawalan vocal berubah menjadi ing- dan harusnya disebut Ater-Ater Swara. Meski demikian seselan -in- dan ater-ater ing- jika bertemu kata dasar akan membentuk tembung kriya yamg maknamya sama dengan ater-ater di.
(3.) Seselan -er- dan -el-
Seselan -er- dan -el- terkadang berubah menjadi -r- dan -l-. Seselan ini dikatakan kurang produktif karena tidak semua kata dapat disisipi dengan seselan -er- ataupun -el-.
Contoh : congat + (-er-) cerongat crongat
Gandhul + (-er-) gerandhul grandhul
Guruh + (-el-) geluruh gluruh
Titi + (-el-) teliti tliti
Seselan -el- yang disisipkan pada kata dasar bisa menyebabkan kata itu memiliki makna ‘’sangat” atau ‘’mbangetake (dalam bahasa jawa)”. Terlebih lagi ika terdapat kata pating didepannya.
KESIMPULAN:
1. Seselan -um- hamper sama dengan Ater-Ater Anuswara,sebab seselan -um- jika bertemu kataberlawanan vocal berubah menjadi m-.
2. Seselan -in- juga hampir sama dengan Ater-Ater Anuswara, sebab seselan -in- berubah menjadi ing- jika bertemu huruf berawalan vocal.
3. Tidak semua kata dapat diberi seselan -el- dan -r-.
Sinayudan
ReplyDeletePie to salah ilo oooooo cah ok
ReplyDelete