-->

Sinopsis Cerita Gathotkaca Sraya (cerita cinta antara Abimanyu dan Siti Sundari, diambil dari buku Hariwangsa gubahan Mpu Panuluh)


Alkisah pandawa telah dibuang dari Hastina. Salah satu keluarga Pandawa yaitu Abimanyu ( anak Arjuna ) dan ibunya tinggal di Dwarawati tempat dimana pamannya Kresna memerintah bersama kakaknya Baladewa. Secara diam – diam Abimanyu mencintai anak dari Kresna yaitu Siti Sundari. Benih –benih cinta itu timbul ketika keluarga kerajaan / keluarga Kresna pergi berwisata.

Siti Sundari memiliki abdi yang membantu mendekatkan dia dengan Abimanyu yaitu Sudarpana. Ketika keluarga Kresna sudah pulang berwisata Siti Sundari merasa gundah dan bercerita pada abdinya Sudarpana. Sudarpana mendengar bahwa Siti Sundari akan dijodohkan dengan Laksana Kumara putra dari Duryudana lalu mengadu dan membujuk Abimanyu untuk menemui Siti Sundari.

Abimanyu bimbang dan bingung harus berbuat apa kemudian akhirnya dia bersemedi meminta petunjuk dari dewa cinta yaitu Dewa Kama dan Dewi Ratih. Ketika bertemu dengan Dewa Kama dia diberi petunjuk dan jaminan bahwa dia akan bersanding dengan siti sundari, saking gembiranya Abimanyu bersujud pada Dewa Kama dan lupa bertrimakasih dengan Dewi Ratih hingga memmbuat Dewi Ratih mengutuk Abimanyu. Akhirnya Abimanyu menyadari kesalahannya dan meminta maaf pada Dewi Ratih, setelah itu Dewi Ratih menjelaskan bahwa kutukan itu hanya berlaku sementara waktu.

Dimalam yang telah disepakati Abimanyu dengan pengiringnya Jurudyah masuk ke keraton disambut oleh Pragupta ( bekas abdi Arjuna ) lalu mengantarnya ke taman. Kedatangan Abimanyu disambut Sudarpana lalu langsung memanggil Siti Sundari. Mereka berdua lalu melepaskan rindu bersama. Kutukan Dewi Ratih akhirnya muncul, salah seorang penjaga taman mengetahui peristiwa tersebut lalu melaporkannya kepada Baladewa. Saat itu Kresna sedang bersemedi dan menitipkan Dwarawati pada kakaknya Baladewa dengan tujuan untuk bersemedhi guna menekuni ibadah keagamaan yang bertujuan untuk meningkatkan keamanan dan kesejahteraan kerajaannya.

Baladewa marah sekali lalu ingin mempercepat perkawinan Siti Sundari dengan putra Duryudhana dan membuat Abimanyu dan jurudyah akhirnya melarikan diri. Ketika melarikan diri Abimanyu dan abdinya tiba di pemandian yang terkenal sakti, disanalah kemudian Abimanyu bersemedhi memohon bantuan. Karena terlalu letih Abimanyu tertidur dan disanalah Karalawaktra, seorang raksasa yang sedang mencari makanan berupa manusia maupun binatang langsung menyerang Abimanyu yang berada diwilayahnya untuk dpersembahkan pada Dewi Durga. Karena kesaktian Abimanyu akhirnya raksasa itu menyerah namun setelah mengetahui bahwa raksasa itu adalah abdi Dewi Durga lalu kemudian Abimanyu menyerahkan diri pada Dewi Durga.

Sesampainya dikediaman Dewi Durga yang berwujud sangat menakutkan Abimanyu langsung diterkam namun Abimanyu terus memuji Dewi Durga dan seketika membuat luluh sang Dewi dan kemudian tidak jadi memangsanya bahkan karena mengetahui permasalahan Abimanyu, Dewi Durga menyarankan Abimanyu untuk minta bantuan sepupunya yaitu Ghatotkaca ( putra Bima ). Setibanya Abimanyu dengan Jurudyah di Porabhaya ( tempat tinggal Ghatotkaca ) mereka langsung menerangkan maksud kedatangannya dan Gahatotkacapun setuju dengan rencana penculikan Siti Sundari dari Dwarawati saat pesta perkawinannya dengan Laksana Kumara.

Ghatotkaca dan Abimanyu terbang mendekati kraton Dwarawati yang sedang sibuk dengan swasana pesta perkawinan, disana terlihat Siti Sundari terlihat kurus bahkan cincin dan gelangnya lepas dari tangannya, kecantikannya lenyap. Kedua saudara sepupu itu turun ke taman dan seketika kesedihan Siti Sundari hilang karena kedatangan Abimanyu. Ghatotkaca lalu mengeluarkan kereta angkasa dan menyuruh Abimanyu dan Siti Sundari terbang meninggalkan Dwarawati, sementara dirinya akan menyamar menjadi Siti Sundari. Namun peristiwa tersebut diketahui Bajradanta ( putra Baka, seorang raksasa yang pernah dibunuh Bima ) lalu melaporkan kejadian itu pada Laksana Kumara untuk membuat tindak pembalasan yaitu Bajradanta menjelma menjadi Siti Sundari.

Akhirnya dimalam pertama kedua mempelai gadungan terjadi peperangan dahsyat dan kemudian Bajradanta tewas. Kesempatan tersebut dimanfaatkan Duryudhana untuk menghancurkan Dwarawati karena memang dari awal Duryudhana berniat menjodohkan putranya dengan Siti Sundari hanyalah untuk memusnahkan Dwarawati. Alkisah karena Dwarawati kacau balau akhirnya meminta bantuan Ghatotkaca dan dengan kesaktiannya Ghatotkaca nyaris menggenggam Duryudhana namun akhirnya dengan terpaksa Duryudhana menerima nasehat Narada untuk minta bantuan Baladewa. Baladewa yang bingung harus membela siapapun mendengar jeritan Duryudhana lalu dirinya menjelma menjadi sangat menakutkan yang mampu menghancurkan apapun (Triwikrama). Berita gawat itu didengar Kresna lewat Narada lalu Kresna pulang meredakan amarah kakaknya dan akhirnya semua kubu menjadi damai.

Kini tak ada lagi yang menghalangi Abimanyu dan Siti Sundari menikah namun harus menunggu masa pembuangan Pandawa berakhir. Tapi ada suatu masalah yaitu Yudhistira meminta Kresna ke Wirata untuk merebut kerajaan yang secara otomatis Abimanyu harus berpisah dengan Siti Sundari. Hal itu membuat Siti Sundari murung bahkan mengabaikan kunjungan Narada dari kayangan. Karena perbuatannya itu Siti Sundari dikutuk tidak akan menjadi permaisuri Abimanyu.

Alkisah sesampainya diwirata Kresna bertemu Arjuna lalu minta maaf tentang semua yang terjadi antara Abimanyu dengan anaknya. Arjuna memakluminya namun dia juga minta maaf kepada Kresna karena sebenarnya Abimanyupun sudah dijodohkan dengan putri raja Wirata / Prabu Matswapati (Durgandana) yaitu Dewi Utari. Kresnapun mengerti dan akhirnya Abimanyu menikahi Dewi Utari dan Siti Sundari namun disini yang menjadi permaisurinya adalah Dewi Utari, bersamanya Abimanyu dikaruniani anak bernama Parikesit.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Sinopsis Cerita Gathotkaca Sraya (cerita cinta antara Abimanyu dan Siti Sundari, diambil dari buku Hariwangsa gubahan Mpu Panuluh)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel